Rasanya semua terjadi begitu
cepat, kita bertemu dengan jalan yang telah di atur olehNya, dan tiba-tiba aku
merasakan perasaan yang berbeda. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam
hari-hariku. Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir
mengisi ruang-ruang kosong dihatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan
semua terasa begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, tapi perasaan ini tumbuh
melebihi batas yang kutahu.
Aku menjadi takut.. takut
kehilangan kamu. Kamu seperti mengendalikan otak dan hatiku, ada sebab yang tak
ku mengerti sedikitpun. Aku sulit jauh darimu, aku membutuhkanmu. Dan aku
berusaha mencari jalan agar aku selalu dekat denganmu, agar aku bisa
melihatmu.. Untuk hatiku..
Tapi… entah mengapa sikapmu tak
seperti sikapku. Perhatianmu tak sedalam perhatianku. Tatapan matamu tak
setajam tatapan mataku. Adakah kesalahan diantara aku dan kamu? Apakah kamu tak
merasakan yang juga aku rasakan?
Ataukah aku yang terlalu
berlebihan mengartikan kebaikanmu selama ini? Apakah aku terlalu polos untuk
mengerti dan mengartikan perasaan ini?
Kamu mungkin belum terlalu paham
dengan perasanku, karena kamu memang tak pernah sibuk memikirkanku. Berdosakah
jika aku seringkali menjatuhkan airmata untukmu? Aku selalu kehilangan kamu, dan
kamu juga selalu pergi tanpa meminta ijin. Meminta ijin?? Memangnya aku siapa?
Hadir dalam mimpimu pun aku sudah bersyukur, apalagi bisa menjadi milikmu
seutuhnya. Mungkinkah? Bisakah? *Ya Allah*
Begitu sering kamu menyakiti,
tapi kumaafkan lagi berkali-kali. Lihatlah aku yang hanya terdiam membisu.
Pandanglah aku yang mencintaimu dengan tulus. Seberapa pentingkah aku untukmu?
Aku tak bisa bicara banyak, juga
tak ingin mengutarakan semua yang terlanjur terjadi. Aku tak berhak berbicara
tentang cinta, jika kau terus tulikan telinga. Aku tak berhak bicara tentang
rindu, jika berkali-kali kau ciptakan jarak yang semakin jauh. Aku tak
bisa apa-apa selain memandangimu dan membawamu dalam percakapan panjangku
dengan Sang Maha Pencipta.
Sadarkah jemarimu pernah lukai
hatiku? Ingatkah perkataanmu pernah meleburkan mimpi-mimpiku? Apakah aku tak
pantas bahagia bersamamu? Terlalu banyak pertanyaan. Aku muak sendiri
tanpa kamu. AKU MENCINTAIMU yang belum tentu mencintaiku. Aku mengagumimu yang
belum tentu paham dengan rasa kagumku.
Aku bukan siapa-siapa, tapi aku
selalu berdoa menjadi bagian dalam hidupmu. Sebenarnya, aku juga ingin tahu,
dimanakah kau letakkan hatiku yang selama ini aku berikan kepadamu?
Siapakah seseorang yang telah
beruntung karena memiliki hatimu?
Mungkin… semua memang salahku.
Yang menganggap semuanya berubah sesuai keinginanku. Yang bermimpi bisa
menjadikanmu lebih dari teman. Salahkah jika perasaanku bertumbuh melebihi
batas kewajaran? Aku mencintaimu tidak hanya sebagai teman, tapi juga sebagai
seseorang yang begitu bernilai dalam hidupku.
Tapi mungkin, memang aku yang
terlalu berharap banyak. Akulah yang menyadari posisiku dan tak menyadari
letakmu sungguh jauh dari genggaman tangan.
Aku sadar diri siapa aku dan
siapa kamu.. Aku takut kamu mengecewakan hatiku..
Tapi aku hanya ingin tau,
dimanakah aku dihatimu??
0 comments:
Posting Komentar